Jurnalisme Warga untuk Mempublikasian Objek Wisata Umbul Jumprit
disusun oleh:
Agung Suryawan (11102241030)
Agung Suryawan (11102241030)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
JURUSAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi dan informasi di zaman ini sangat pesat. Dapat dilihat dari penyampaian informasi yang cepat dan juga dikemas dalam berbagai bentuk media. Penyampaian informasi atau berita yang berasal dari masyarakat disebut citizen journalism atau jurnalisme warga. Citizen journalism dapat diartikan kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita(Wikipedia). Sebelum kita melaksanaka kegiatan jurnalisme warga kita harus tahu terlebih dahulu tentang
bntuk-bentuk media jurnalisme warga. D Lasica lewat tulisannya dalam Online Journalims Review (2003) pernah membagi media untuk citizen journalism dalambeberapa bentuk;1. Partisipasi audiens
2. Berita independen dan informasi yang ditulis dalam website.
3. Partisipasi di berita situs. Berisi komentar-komentar pembaca atas sebuah berita
4. Tulisan ringan seperti dalam milis, e-mail.
5. Situs pemancar pribadi (video situs pemancar). Sedangkan Steve Outing pernah mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism sebagai berikut:
1. Citizen journalism membuka ruang untuk komentar publik. Dalam ruang itu, pembaca atau khalayak bisa bereaksi,
memuji, mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalisme profesional. Pada media cetak konvensional jenis ini biasa
dikenal dengan surat pembaca.
2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis. Warga diminta untuk ikut menuliskan
pengalamannya pada sebuah topik utama liputan yang dilaporkan jurnalis.
3. Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas.
Tujuannya dijadikan alat untuk mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang profesional nonjurnalis ini dapat
juga menjadi kontributor tunggal yang menghasilkan artikel tersebut.
4. Bloghouse warga. Bentuknya blog-blog gratisan yang dikenal, misalnya ada wordpress, blogger, atau multiply. Melalui
blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia, dan bisa menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.
5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya
transparansi. Dalam hal ini pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian atas apa yan ditampilkan organisasi media
Jurnalisme warga sangat didukung dengan adanya media internet. Jurnalisme warga menggunakan fasilitas media baru seperti internet untuk memplubikasikan apa yang mereka ketahui. Citizen juranlism menggunakan media seperti blog, situs jejaring social,web, dan lain sebagainya. Kehadiran weblog atau blog, menjadikan kegiatan publikasi yang dulunya hanya didominasi oleh media massa, kini dapat dilakukan siapapun yang memiliki akses internet. Ketikia seseorang menjadi seorang citizen journalism, maka harus memilki keinginan untuk berbagi. Sebenarnya fenomena ini telah mencerminkan keinginan untuk berbagi bersama dengan baik. Orang-orang membuat blog karena ingin berbagi cerita, menyuarakan opini, mendokumentasikan peristiwa ataupun lainnya yang ingin dipublikasikan.
Seolah-olah jurnalisme warga memiliki ruang sendiri dalam kegiatannya. Di Indonesia jurnalisme warga mulai marak terjadi pada 2004 silam, video amatir dari seseorang yang merekam detik-detik terjadinya musibah Tsunami. Video-video lainnya yang berasal dari wargapun muncul di media massa resmi untuk di publikasikan kepada masyarakat luas.
Jurnalisme warga juga mempunyai peran penting dalam proses pempublikasian sebuah objek wisata. Melalui peran dari jurnalisme warga suatu objek wisata yang semula tidak diketahui oleh orang banyak, kemudian akan di ketahui oleh khalayak orang. Jumprit merupakan sebuah objek wisata yang eksotis yang saat ini masyarakat luar belum banyak yang mengetahui. Bertempat di lereng gunung Sindoro, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo. Jumprit berjarak ±26 km arah barat laut dari Kota Temanggung. Objek wisata Jumprit ini sangat mempesona dan menarik untuk dikunjungi. Keadaan social masyarakat Tegalrejo yang masih bersifat tradisonal membuat masyarakat tidak begitu tahu tentang peran dan manfaat jurnalisme warga serta mediannya seperti internet, situs pemancar pribadi dan lain sebagainya. Masyarakat daerah belum sadar akan pentingnya peran jurnalisme warga dan teknologi seperti internet dalam hal pempublikasian objek wisata umbul jumprit ini. Pempublikasian objek wisata umbul jumprit yang tidak maksimal ini mengakibatkan ketidaktahuan masyarakat luar tentang keberadaan objek wisata ini.
Adanya peran serta jurnalisme warga, maka membuat keberadaan objek wisata umbul jumprit akan diketahui oleh masyarakat luar. Diketahuinya objek wisata umbul jumprit oleh masyarakat luar maka akan menarik minat masyarakat luar untuk berwisata ke tempat ini. Oleh karena itu diperlukan sebuah wadah untuk melatih kemandirian masyarakat dalam hal jurnalisme warga untuk mempublikasikan objek wisata umbul jumprit ini. Melalui Wadah tersebut masyarakat dilatih supaya menjadi jurnalisme warga yang mandiri. Masyarakat nantinya dapat mandiri dan bisa aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita tentang objek wisata umbul jumprit ini.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana agar umbul jumprit menjadi tujuan wisata masyarakat?
2. Bagaimana proses dan prosedur pelatihan jurnalisme warga terhadap masyarakat Tegalrejo?
3. Bagaimana masyarakat dapat menggunakan teknologi terkait dengan jurnalisme warga?
4. Bagaimana masyarakat melaksanakan jurnalisme warga dengan baik dan benar untuk mempublikasikan umbul jumprit?
TUJUAN
1. Menjadikan Umbul jumprit tujuan wisata masyarkat.
2. Memberika pengetahuan dan pelatihan tentang jurnalistik kepada masyarakat Tegalrejo.
3. Masyarakat dapat melaksanakan juralisme warga dengan baik dan benar.
4. Pengenalan dan pemanfaatan teknologi kepada masyarakat
5. Keahlian masyarakat dalam pempublikasian objek wisata umbul jumprit melalui jurnalisme warga
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Ada beberapa luaran yang diharapkan dari program ini, yaitu:
1. Objek wisata umbul jumprit mejadi tujuan wisata masyarakat.
2. Terciptanya keahlian masyarakat tentang jurnalisme.
3. Masyarakat melaksanakan jurnalisme warga dengan baik dan benar.
4. Masyarakat memanfaatkan teknologi dengan baik dan benar.
5. Kemandirian masyarakat dalam jurnalistik untuk pempublikasian umbul jumprit.
KEGUNAAN
Ada beberapa kegunaan dari adanya pogram ini, yaitu:
1. Membentuk budaya menulis bagi masyarakat di Desa Tegalrejo.
2. Membentuk masyarakat yang kritis.
3. Mementaskan masyarakat dari kegagapan teknologi.
4. Masyarakat dapat mengakses informasi terbaru secara realtime.
5. Masyarakat dapat megikuti perkembangan jaman.
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Wilayah Kecamatan Ngadirejo yang merupakan salah satu dari duapuluh kecamatan di kabupaten Temanggung yang mempunyai duapuluh Desa.
Salah satu dari duapuluh desa/kelurahan di kecamatan Ngadirejo adalah Desa Tegalrejo yang terletak di ketinggian 1.300 m dari permukaan laut dan berjarak 4,8 km dari ibu kota kecamatan Ngadirejo berada ±26km barat daya dari Kota Temanggung Membutuhkan waktu ± 45 menit menggunakan kendaraan bermotor untuk sampai ke desa Tegalrejo. Kawasan ini berada di keinggian 2.100 meter dari permukaan laut
Salah satu dari duapuluh desa/kelurahan di kecamatan Ngadirejo adalah Desa Tegalrejo yang terletak di ketinggian 1.300 m dari permukaan laut dan berjarak 4,8 km dari ibu kota kecamatan Ngadirejo berada ±26km barat daya dari Kota Temanggung Membutuhkan waktu ± 45 menit menggunakan kendaraan bermotor untuk sampai ke desa Tegalrejo. Kawasan ini berada di keinggian 2.100 meter dari permukaan laut
Desa tegalrejo merupakan desa yang berada di Kecamatan Ngedirejo,.. Desa tegalrejo memiliki luas wilayah 891 ha yang terbagi dalam lahan sawah 20 ha dan lahan bukan sawah 871 ha. Dari Lahan sawah bukan sawah dipergunakan untuk Bangunan/pekarangan, Ladang/tegal dan Hutan Negara Desa Tegalrejo terdapat 4 dusun yang terdiri dari 6 Rukun warga (RW) dan 27 Rukun tetangga (RT) dan terdapat 854 Rumah tangga. Jumlah penduduk 2.857 jiwa terdiri dari 1.465 jiwa Laki-laki dan 1.392 jiwa Perempuan.
Penduduk bermata pencaharian Petani tanaman pangan, Peternak, Petani Perkebunan, Pertambangan/Penggalian, Bangunan. Mayoritas masyarakat desa tegalrejo bekerja sebagai petani, dan pada saat musim tembakau hampir semua warga di desa tegalrejo terjun dalam kegiatan mbakon. Sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat sampai pada jenjang sd/sederajat, walaupun ada juga sebagian masyarakat yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Adapun data tentang pendidikan di desa tegalrejo penduduk yang Tamat PT/Universitas 24 orang, Tamat Akademi 12 orang, Tamat SLTA/sederajat 104 orang, Tamat SLTP/ sederajat 358 orang, Tamat SD/sederajat 1.333 orang, Tidak tamat SD 336 orang, Belum tamat SD 353 orang dan Belum/ tidak sekolah 78 orang. Terlhat jelas bahwa tingkat jenjeng pendidikan masyarakat masih rendah. Desa tegalrejo mempunyai sebuah objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi ,baik dari segi wisata alamnya maupun wisata sejarah dan juga religiusnya. Biaya masuk objek wisata umbul jumrit ini cukup murah yaitu Rp5000. Namun sayangnya untuk saat ini objek wisata umul jumprit tidak ramai pengunjung. Umbul jumprit ramai pengunjung Biasanya saat pengambilan air suci dilakukan tiga hari sebelum perayaan waisak. Sebernarnya objek wisata ini sangat potensial, namun karena kurangnya kesadaran bersama untuk membawa umbul jumprit go public, jadi objek wisat ini sepi pengunjung
PIHAK EKSTERNAL YANG TERLIBAT
Pihak ekstrenal yang di libatkan dalam kegiatan ini adalah pemerintah daerah, media massa local, lembaga kursus computer. Kami memilih lembaga tadi karena lembaga tadi sangat mempunyai peranan penting dalam pensuksesan pogram ini. Peran pemerintah disisi sebagai pembantu untuk keperluan materil, tidak hanya sebatas itu saja namun pemerintah dapat lebih kedalam untuk ikut serta membantu kegiatan ini. peran media massa local disini sangat penting, media massa sangat erat kaitannya dengan jurnalistik. Pehak media massa dapat membantu dalam tahap-tahap kegiatan jurnalistik warga, mulai dari tahap-tahap persiapan hingga tahap pelaksanaan dimana masyarakat udah dapat mandiri. lembaga kursus computer juga mempunyai peran penting, dimana lembaga ini mengajarkan penggunaan tknologi informatika. Mulai dari penggunaan computer hingga penggunaan media internet. Media internet digunakan untuk mempublikasikan apa yang diperoleh masyarakat dalam jurnalisme warga khususnya untuk publikasian umbul jumprit. Tidak hanya sebatas tiga lembaga diatas tadi, kami juga ikut merangkul para tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat digunakan untuk melancarkan sosialisasi program ini. tokoh masyarakat dapat menarik warga sehingga tertarik untuk mengikuti program ini. dengan bantuan dari pihak lain ini, diharapkan program ini dapat terlaksana dengan baik.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan akan dilaksanakan di desa tegalrejo kecamatan ngadirejo kabupaten temanggung degan menggunakan gedung yang sudah ada sebagai pusat pelatihan jurnalisme warga masyarakat desa tegalrejo. Kegiatan ini akan melalui beberapa tahapan:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini diawali dengan melakukan observasi kepada masyarakat sasaran guna mengamati tingkah laku, karakter dan kebudayaan masyarakat Tegalrejo. kemudian melakukan analisa untuk menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh mulai dari proses pengenalan hingga pelatihan dan pendampingan terhadap masyarakat.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan terbagi menjadi dua tahapan. Dimulai dengan tahap pengenalan kemudian ke tahap pelatihan.
a. Tahap penegenalan
Pada tahap ini dilakukan sosialisasi kepada masyarakat desa. Dalam kegiatan sosialisasi ini, diperkenalkan kepada masyarakat tetang pengertian jurnalistik dan medianya. Masyarakat juga dikenalka tentang manfaat jurnalistik khususnya dalam hal pempublikasian objek wisata umbul jumprit. Dalam tahap masyarakat juga diperkenalkan bagaimana mencari. Dalam pencarian berita dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti malakukan observasi, wawancara, atau riset kepustakaan.
Dalam menulis masyarakat juga diperkelkan bagaimana memilih ragam berita, struktur berita, menentukan judul berita, membuat dateline, teras berita, mengerti 5w+1h dan 3-A dan 3M hingga penutup berita. Dalam menyunting berita, masyarkat juga perlu tahu hal-hal yang perlu diperhatikan.
Hal ini dilakukan supaya pada tahap pelatihan masyarakat sudah mempunyai banyak gambaran tentang jurnalistik. Tidak lupa dalam tahap ini masyarakat dipekenalkan kode-kode etik jurnalistik, diharapkan masyarakat dapat melaksanakan jurnalisme warga dengan baik dan benar sesuai dengan aturan-aturan dan kode etik jurnalisme. Masyarakat juga diperkenalkan tentang internet dengan maksud yang sama, supaya masyarakat sudah mempunyai gambaran tentang internet pada tahap pelatihan.
b. Tahap pelatihan
Pada tahap pelatihan, masyarakat diberi pelatiahan secara bertahap. Pelatiahan diadakan digedung desa, pada tahap pelatihan masyarakat terlebih dahulu dilatih secara bersama-sama. kemudian masyarakat belajar mandiri dalam mencari hingga membuat pempublikasian.
Langkan pertama masyarakat dilatih untuk mencari sebuah berita. Masyarakat diberi waktu dua hari untuk memperoleh sebuah berita secara mandiri, masyarakat dapat menggunakan metode yang sudah diajarkan dalam tahap pengenalan. Setelah masyarakat sudah memperoleh sebuah berita, kemudian masyarakat diberi pelatihan bagaimana penyusunan berita. Kemudian masyarakat diberi waktu tiga hari untuk melakukan penyusunan berita secara mandiri.
Kemudian masyarakat diberi pelatihan tentang bagaimana penulisan naskah berita, masyarakat dibimbing terlebih dahulu dalam penulisa naskah berita. Kemudian setelah pembin\mbingan kepada masyarakat, masyarakat diberi waktu empat hari secara mandiri dalam Penulisan berita.
Masyarakat diharapkan sudah dapat mandiri pada tahap sebelumnya, kemudian masyarakat diberi pelatihan penyuntingan berita, proses ini dilakukan sebelum sebuah berita dipublikasikan. Seperti tahap sebelumnya masyarakat diberi pelatihan serta pengaraha tentang penyuntingan berita. Kemudian masyarakat diberi waktu empat hari secara mandiri dalam menyunting berita.
3. Pelaksanaan
Dalam tahap ini masyarakat dapat melaksanakan jurnalisme warga dengan baik dan benar. Pada tahap pelaksanaan ini masyarakat dapat mempublikasikan objek wisata umbul jumprit. Masyarakat dapat mengangkat hal-hal yang menarik dari objek wisata umbul jumprit untuk dipublikasikan kepada masyarakat luar.
Pada tahap ini Masyarakat sudah mandiri dalam hal jurnalisme warga ,kami hanya sebagai pendampingan masyarakat dalam pelaksanaan jurnalisme warga. Dalam proses pendampingan ini, kami menggunakan langkah berbeda dengan ikut serta dalam kegiatan jurnalisme, sehingga disamping kami berperan serta, kami juga dapat sekaligus mendampingi dalam kegiatan jurnalisme warga.
DAFTAR PUSTAKA
Luwi Iswara. (2011). Jurnalisme Dasar. Jakarta:Kompas
Syamsul M.R. (2003). Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung:Remaja Rosdakarya
Ras Siregar. (1987). Bahasa Indonesia Jurnalistik. Jakarta:Pustaka Karya Grafika
http://temanggungkab.bps.go.id/
http://essayjurnal08.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar